Perjuangan Ibu yang rela menjadi TKI demi Keluarga "My Mom is My Hero"

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan demi aku, anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan 
Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah

Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas
Ibu...

Ingin kudekap
Dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur
Bagai masa kecil dulu

Lalu doa doa 
Baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas, Ibuu...
Ibuu...

Sedih dan terharu yaa membaca syair lagu Iwan Fals diatas, perjuangan seorang Ibu demi anaknya.

Syair diatas seperti gambaran sosok Ibu saya yang menjadi "PAHLAWAN BAGI SAYA atau KELUARGA SAYA".

Ribuan kilo jalan yang Ibu saya tempuh, dimana Ibu adalah seorang TKW ( Tenaga Kerja Wanita ) total 14 tahun lamanya bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Arab Saudi.
Saya adalah anak keempat Ibu, cewek sendiri dimana saya memiliki 3 kakak cowok dengan jarak 10 tahun antara kakak nomor 3 dengan saya.

Faktor ekonomi yang membuat Ibu nekat menjadi TKW di Arab Saudi meninggalkan saya yang waktu itu masih duduk di TK kecil.

Bapak yang bekerja di salah satu Pabrik Batik di Solo menggantikan peran Ibu waktu itu ketika di rumah. Bapak memandikan saya, mengkucir rambut saya, menyuci dan menyetrika baju saya. Ketiga kakak saya sudah SMP dan SMA waktu itu sehingga mereka menyuci dan menyetrika baju sendiri-sendiri. Untuk makan kami lari ke warung nenek yang tidak jauh dari rumah.

Di tahun 80an dimana sekolah negeri maupun swasta sama-sama bayar mahal menurut ukuran kami. Ketiga kakak saya bersekolah di sekolah swasta dengan biaya lumayan sehingga gaji Bapak sebagai buruh tidaklah cukup. 

Belum lagi ketiga kakak saya semua berulah alias nakal, mulai dari suka bikin onar, suka bolos, brani sama guru yang akhirnya tidak naik kelas dkk. Ujian buat kedua orang tua saya, ketiga anak lelakinya berpindah pindah sekolah otomatis biayanya tidak sedikit.

Hal itulah yang membuat Ibu nekat menjadi TKW di Arab Saudi.

Perjuangan Ibu Sejak Kecil...

Ibu saya adalah sosok kuat mandiri sejak kecil karena nenek tergolong kurang mampu secara ekonomi dan Ibu memiliki 1 kakak perempuan dan 3 adik laki-laki, membuat nenek menitipkan Ibu ke saudaranya yang mampu.

Sejak SD, karena Ibu dititipkan di rumah saudara sehingga Ibu ikut terlibat membantu urusan rumah tangga seperti mencuci baju satu rumah, bersih bersih rumah dkk. Tau dirilah ya namanya numpang masak mau malas-malasan.

Saat ini usia ibu 75 th, terbayangkan dulu jaman Ibu SD masih primitif, tidak banyak orang yang bisa mengenyam pendidikan. Alhamdulillah Ibu bisa lulus hingga SMP.

Setelah lulus Ibu kembali ke rumah dan membantu nenek mengurus 3 adik Ibu, membersihkan rumah dan membantu nenek di dapur. Nenek jualan aneka sayur mayur lauk es dkk, sedangkan kakek penjahit Jas di rumah.

Menginjak dewasa Ibu bekerja di sebuah kantor akhirnya menikah dengan Bapak. Tiga tahun menikah memiliki 3 anak laki-laki, menikah di bulan September melahirkan anak selama 3 tahun berturut-turut tanggal 1, tanggal 2 dan tanggal 3 September semua. Selang selang 10 tahun baru lahirlah saya ternyata anak cewek yang diidam idamkan 😄.

Meski memiliki 3 anak yang masih kecil akan tetapi Ibu masih bekerja sehingga ketiga kakak laki laki saya menggunakan jasa pengasuh.

Ketika saya lahir Ibu tidak lagi bekerja di kantor, Ibu menjahit dirumah sehingga bisa mengurus saya.

Kami tinggal di Kota Solo, rumah kami diatas lahan milik nenek alias Ibu dari Ibu saya. Rumah kami separo batu bata separo triplek dengan alas masih tanah lokasi satu halaman dengan rumah nenek. Kami tidak memiliki TV, hanya sepeda Jengki yang ayah miliki untuk bekerja.

Pada waktu itu kami belum memiliki kamar mandi sendiri, kami mandi, cuci menggunakan sumur bersama yang berada dibelakang rumah nenek yang tembus halamannya dengan rumah tetangga.

Untuk BAB kami di WC umum yg berada di pinggir Sungai Bengawan Solo.  Dulu kami tuh terbiasa lho mandi cuci BAB di Sungai Bengawan Solo maklum rumah kami tidak sampai sekilo dari Sungai Bengawan Solo

Selama Ibu di Arab Saudi Ibu pulang total 5 x :
1. Disaat saya kelas 2 SD (Ibu kalau pulang maksimal cutinya 3 bulan saja)
2. Disaat kelas 5 SD
3. Di saat kelas 1 SMP
4. Di saat kelas 2 SMA
5. Di saat saya ketrima UMPTN

Cita-cita saya sejak kecil harus bisa melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi Negeri bagaimanapun caranya. 

Saya berfikir juga, masak Ibu akan selamanya di Arab Saudi, mengingat usia ketika saya kuliah Ibu sudah berusia 57 tahunan. 

Ketika saya lulus SMA dan  ketrima UMPTN betapa bahagia Bapak dan Ibu akhirnya ada salah satu anaknya yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Ketiga kakak saya hanya lulusan SMA. Ibu sempat pulang ke Indonesia sebentar menyelesaikan biaya daftar ulang masuk PTN. 

Seperti dugaan saya ketika kecil, Ibu tidak lama di Arab Saudi karena sudah tidak sanggup lagi bekerja selain usia juga kulit Ibu sensitif dengan sabun, akhirnya Ibu kembali ke tanah air selamanya.

Semenjak itu saya berjuang sendiri  menyelesaikan kuliah sambil bekerja. Ibu hanya memiliki sedikit uang tabungan ketika kembali dari Arab Saudi dan itu habis untuk makan sehari-hari tidak lama setelah kembali. Bapakpun sudah menua diatas 60th sudah tidak kuat untuk bekerja lagi.

Hasil ibu selama 14 tahun bekerja di Arab Saudi, rumah kami direnovasi menjadi full tembok akan tetapi lantainya masih tanah, kamar mandi pribadi belum ada, membeli 1 sepeda motor dimana saya gunakan untuk sekolah  selama SD sampai SMA saya bisa les ini itu. Harapan Bapak Ibu waktu itu saya harus berhasil lulus kuliah, mendapatkan pekerjaan dengan salary lebih dari saat itu. 

Alhamdulillah harapan Bapak Ibu tercapai setelah wisuda saya langsung ke Madiun karena di terima kerja di bidang IT Consultant Jakarta, kebetulan perusahaan tersebut sedang mengerjakan proyek.di Madiun.


Selama kuliah saya iseng mencari pekerjaan di Koran eeeh di terima untuk mengajar 36 jam/minggu di STM/SMK  Satya Karya Karanganyar. Sore hingga malam hari saya menjadi guru les private.

Dengan memberi les private dengan jam terbang tinggi (sekitar semester akhir mau lulus), akhirnya saya bisa membuatkan Kamar mandi + WC di dalam rumah dan rumah di full keramik.

Allah Maha Baik meski berat berjuang sendiri antara kuliah reguler, mengajar dan memberi les private. Keseharian saya berangkat jam 06.00 WIB pulang jam 22.00 WIB bahkan lebih ketika anak-anak pada ujian. Allah selalu memberi solusi buat saya hingga akhirnya saya bisa lulus kuliah.
Hari bahagia Kedua Orang tua saya 12 September 2005 akhirnya ada anaknya yang meraih gelar Sarjana Pertanian di salah satu  Kampus negeri Kota Solo yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di keluarga Ibu, saya cucu pertama yang berhasil menjadi Sarjana.

Suka Duka Ibu Bekerja Sebagai TKW di Arab Saudi

Selama 14 tahun menjadi TKW ibu hanya berganti majikan 2x saja, majikan pertama di Riyad Arab Saudi hanya bertahan 2 tahun kontrak saja, baru majikan kedua 12 tahun di Jeddah.

Anak-anak yang diasuh Ibu berjumlah 5 orang  di rawat ibu sejak masih bayi sampai dewasa. Majikan ibu, suami istri dokter spesialis berdinas di RS King Abdul Aziz. Ibu pernah sakit dioperasi disana karena tulang kaki agak bermasalah kulit tangan perih karena sensitif.

Kulit ibu sejak dulu memang sensitif nah di Arab Saudi suka kambuh di saat musim dingin. Jam kerja disana juga  tidak mengenal lelah. Belum lagi kerasnya sabun pembersih kerak lantai panci disana membuat tangan ibu suka perihh.

Rasa sukanya Alhamdulillah rejeki Ibu setiap musim libur sekolah pasti Ibu diajak serta liburan ke Luar Negeri seperti Amerika, Mesir, Turki, Singapore, London dkk. Setiap ramadhan majikan Ibu booking hotel sebulan penuh di area ka"bah. Ramadhan full di Mekah. Ibu juga bisa beberapakali melaksanakan haji di sana.

Meskipun senang bisa keliling dunia akan tetapi capeknya luar biasa. Setiap hari menyetrika baju sebelum di gunakan majikan dan keluarga, ikut angkut angkut koper gedhe gedhe ketika pindah Hotel.

Perjuangan Bapak yang patut saya acungi jempol

Ibu bekerja di Arab, Bapak dengan cekatan mengambil alih tugas seorang Ibu. Bapak menjadikan saya pribadi yang tidak ikut ikutan hal negatif. 

Bapak hebat mengajarkan banyak hal, setiap weekend kami memang sering keluar naik sepeda rekreasi dekat-dekat atau mengajak teman.

Bapak termasuk sosok yang kuat, jauh dari Istri mengurus dan mendidik saya sejak kecil. Saya sangat dekat dengan Bapak, kemanapun Bapak pergi selalu ikut. Awal Ibu ke Arab setiap hari saya tidak mau sekolah tapi ikut Bapak kerja di Pabrik.

Di usia Bapak yang sudah 80th, Ibu 75 tahun mereka menjalani masa tua masih beraktifitas. Ibu sampai sekarang mengisi waktu dengan manjahit batik daster anak-anak dari sisa kain kemudian di jual di Pasar Klewer.

Bapak disaat sehat menjadi Imam Mushola atau pengajian dekat rumah.

Salut buat Bapak Ibu meski sudah sepuh tapi masih bergerak.

Terima kasih Bapak Ibu atas perjuangannya💪💪 meskipun saya yakin Bapak Ibu sempat kecewa dengan keputusan saya menjadi Ibu Rumah Tangga supaya bisa selalu membersamai anak-anak.

Ibu masih aktif berenang 
Semoga selalu diberi kesehatan, kebahagiaan, kesabaran dan selalu dekat dengan Allah teruntuk Bapak Ibuku. 

"JASA KALIAN TIDAK TERGANTIKAN"

Berkat kalian anakmu bontot ini bisa mandiri dan tahan banting. Berkat kalian impian anakmu keliling dunia bersama keluarga tercapai. 

Kalau berkenan boleh simak kisahku berjuang mewujudkan mimpi bisa klik disini Impian dan Perjuangan anak TKW

Kita bersyukur di era digital ini semua serba dimudahkan, mau jualan tinggal posting-posting cukup dari rumah saja bisa. Kalau dulu saya mencari murid les private harus menyebar brosur di sekolah sekolah. Jaman NoW kekuatan sosmed sangatlah hebat.

Jaman NOW Mau belanja apapun juga tinggal klak klik seperti Aplikasi si 

Tinggal duduk manis semanis gula barang datang.

Sekian dulu yaa sobatku panjang nian yaa tulisan saya kali ini, semoga tidak bosan mau tau lanjutan trip kami singapore -batam Mey 2022- Juni 2022 kemarin? Klik disini yaa sudah release Singapore-Batam, Akomodasi, Budget, Hotel, Destinasi Wisata yang tidak.biasa di kunjungi











Posting Komentar

29 Komentar

  1. MasyaAllah TabarokAllah, luar biasa Ibunda sangat menginspirasi ya Mak. Semoga beliau sehaaaatt selalu, diberikan umur panjang dan keberkahan.
    Aamiin aamiin ya robbal alamiin

    BalasHapus
  2. Masyaallah, sampai terharu baca kisah ibunya Mbak Gusti. Benaran deh, beliau seorang wanita tangguh, lahir dan batin. Meninggalkan keluarga sekian lama demi anak-anak dan keluarganya. Alhamdulillah ya sampai sekarang beliau tetap sehat wal afiat dan bisa menikmati hari-hari bahagia bersama anak cucu. Semoga beliau selalu sehat ya Mbak. Amin

    BalasHapus
  3. Dennise Sihombing9 Juni 2022 pukul 18.23

    Pagi mbak Yenni ikut terharu ya dan saya menangis membaca tulisanmu mbak. Perjuangan seorang ibu demi keluarga ya, benar-benat acungkan 2 jempol. Salam hormat untuk ibu dan bapak ya mbak

    BalasHapus
  4. kekuatan seorang ibu memang luarbiasa, mampu melakukan banyak hal demi kebahagiaan anaknya

    BalasHapus
  5. Ibu benar-benar seorang yang tangguh, bekerja keras demi keluarga. Pasti bangga hatinya melihat anak perempuannya bisa menjadi sarjana ya. Semoga bapak dan ibu sehat-sehat selalu.

    BalasHapus
  6. Masya Allah, terharu baca perjuangan ibunya Mbak Gusti demi keluarga. Alhamdulillah sekarang beliau masih sehat, bahkan masih terlihat kecantikan alaminya meski sudah 75 tahun, seusia dengan ibu mertua saya. Semoga Allah senantiasa menjaga kedua orang tuamu mbak, diberikan usia yang berkah dan diberi keselamatan di dunia dan akhirat nanti. Aamiin.

    BalasHapus
  7. Memang jadi ibu itu luar biasa perjuangannya ya. Bekerja keras demi anak-anaknya bisa lebih baik dari dirinya

    BalasHapus
  8. Messagefromaleaf10 Juni 2022 pukul 01.36

    Luar biasa perjuangan orang tua untuk anak-anaknya. Semua kerja keras pasti berbuah manis. Sehat-sehat selalu untuk Bapak & Ibu.

    BalasHapus
  9. Masya Allah mbak, aku terharu baca ceritanya. Pastinya ini bener-bener pejuangan untuk semua ya, baik ibu,bapak maupun anak. Sehat selalu buat ibu dan bapak

    BalasHapus
  10. MasyaAllah. Tabarakallah. Ini gak hanya ibu yang jadi hero kalau menurut saya. Peran bapak pun jadi sangat penting. Sehingga ibu bisa tetap mencari nafkah. Salam untuk kedua orangtua ya, Mbak. Sehat dan bahagia selalu. Aamiin

    BalasHapus
  11. Kehidupan yang penuh perjuangan banget, mulai dari nol sampai jadi seperti sekarang. Terharu banget bacanya. Semoga semakin sukses ya mbak. Bisa membuat kedua orang tua bangga.

    BalasHapus
  12. Masyaallah mba, baca cerita perjuangan ibu dan ayah mba mencari rezeki dan mengasuh anak2nya begitu luar biasa, konsisten dan sangat berdedikasi. Zaman dulu padahal gak ada hp buat video call malah keluarga tetap harmonis ya, sehat2 selalu buat ortunya ya mba, salut euy :)

    BalasHapus
  13. Masyaallah mba, baca cerita perjuangan ibu dan ayah mba mencari rezeki dan mengasuh anak2nya begitu luar biasa, konsisten dan sangat berdedikasi. Zaman dulu padahal gak ada hp buat video call malah keluarga tetap harmonis ya, sehat2 selalu buat ortunya ya mba, salut euy :)

    BalasHapus
  14. Perjuangan yang luar biasa. Menjadi seorang TKW ialah pengorbanan yang sangat berat. Harus rela meninggalkan keluarga, bertemu sekian tahun sekali. Itu semua dilakukan demi masa depan yang baik.

    BalasHapus
  15. Salam buat ibunda. Saya pun mantan TKW, tapi bukan di Arab Saudi, melainkan di Asia Pasifik.
    Alasan saya pun sama, demi meningkatkan perekonomian keluarga

    BalasHapus
  16. Semoga berkah perjuangan Ibunya ya, Mbak. Orang tuh emang beda-beda. Ada yang bisa kuat jauh dari keluarga dan jadi TKW. Dulu saudaraku ada, tapi sekarang udah pulang

    BalasHapus
  17. Meleleh aku mba membaca perjuangan ibu dan dirimu mba, salut banget. Semoga ibu selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan di hari tua nya yaa

    BalasHapus
  18. Luar biasa perjuangan ibunya ya. Huhuhu bikin terharu dan malu. Aku sering kali mengeluh dengan apa yang sedang terjadi. Padahal di luar sana ada banyak ibu yang berjuang sangat keras untuk anak-anaknya. Ibunya bener-bener superhero.

    BalasHapus
  19. Menjadi seorang ibu memang membutuhkan banyak pengorbanan ya. Dan hasilnya insyaAllah selalu memberi berkah bagi keluarga di rumah.

    BalasHapus
  20. Salam takzim untuk Ibunda tercinta.
    Perjuangan yang hebat untuk keluarga dan Ayahanda yang dengan cekatan memberikan kemudahan untuk keluarga.

    Di bawah pengasuhan Ayahanda, pantas saja kak Gusti menjadi ibu yang kuat, gesit dan mandiri.
    MashaAllah~

    Barakallahu fiikum.
    Semoga Allah mudahkan sehatkan dan berkahi Ayah dan Ibu kak Gusti.

    BalasHapus
  21. Masya Allah Bapak Ibu semoga kesehatan dan keberkahan berlimpah. Perjuangan yang luar biasa, Insya Allah kini berkah pada putra-putrinya. Saya bayangin pulang hanya 5 kali ke Indonesia sekian tahun itu...sungguh berat bagi Ibu juga keluarga, beneran kalau bagi Mbak Yeni 'my mom my hero' ini

    BalasHapus
  22. Masha Allah terharuuu... sehat sehat selalu ya ibu dan bapak. Pasti beiau berdua bangga banget memiliki putri yang hebat seperti mbak.

    BalasHapus
  23. Masya Allah mbak, terharu bacanya. Memang perlu pengorbanan demi masa depan keluarga yang lebih baik. Tapi juga jangan lupa dukungan dan support system yang baik. Sehat-sehat ya mbak sekeluarga :)

    BalasHapus
  24. Orangtua selalu melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya ya mba. Luar biasa nih perjuangan keluargamu, terutama dirimu mba yang bertekad kuat untuk bisa kuliah. Itupun masih ditambah saat kuliah sambil bekerja. Sungguh perempuan kuat . Insya Allah akan menurun semua kebaikanmu kepada anak-anak, mba.

    BalasHapus
  25. masya Allah perjuangan kedua orangtuamu mbk, disaat ibu bekerja, bapak setia mengurus anak2nya. Langka banget laki-laki begini. Semoga bisa terus berbakti ya Mbk. Alhamdulillah dapat majikan yang baik ya. Allah Maha Tahu kebutuhan hamba-Nya.

    BalasHapus
  26. Sehat sehat ya bapak ibu. Semoga selalu bahagia di hari tua. Kita sebagai anak gak akan bisa menebus perjuangan orang tua untuk kita. Benar kalau jasa keduanya tak tergantikan dengan apapun. Makanya kita wajib berbakti dan bahagiain mereka.

    BalasHapus