Assalamualaikum.sobat semuaaa....menjelang musim haji 2025 ada kisah mengharu biru langsung simak aja yaa Mbak Wahyuni dari Aceh.
==dibawah ini copas curhatan mb wahyuni=
Bismillah. Mbak Yen, saya dari Awal menikah, sudah sangat ingin untuk berangkat Haji. Saya menikah tahun 2000.
Di tahun 2004 saya sangat ingin untuk segera berhaji, tapi suami masih menolak, dengan alasan masih ingin punya rumah, kendaraan dll.
Waktu berjalan terus, suami masih juga maju mundur, hari ini beliau bilang iya, besoknya berubah lagi.
Tahun 2012 ibu dan bapak saya daptar haji, saya ingin ikut daptar tapi suami masih belum mau juga.
Akhirnya saya mengalah, dan banyak berdoa. Suami saya sangat sayang keluarga, akhlaknya juga bagus, dan bertanggung jawab, Alhamdulillah
Tahun 2017, ibu saya ingin pergi Umroh, Waktu itu sangat banyak kasus penipuan travel Umroh. Saya berhati hati untuk memilih travel umroh waktu itu, akhirnya pilihan saya jatuh pada travel di Daerah Sumatera Utara. Saya daptarkan ibu untuk berangkat. Qadarullah mereka ngak punya jama'ah yg cukup. Proses mengurus Keberangkatan ibu membuat hati saya semakin rindu ingin segera ke BAITULLAH.
Setelah banyak berdoa, saya memutuskan untuk mencairkan tabungan haji saya dan anak anak, kami berangkat umroh VIP Sekeluarga. Saat itu yang berangkat ibu bapak, saya, suami dan kedua anak saya, kaka ipar, dan adik saya. 8 orang. Anak yg bungsu baru usia 4 tahun waktu itu.
Setelah pulang Umroh, Alhamdulillah suami sudah ingin untuk berangkat haji, suami tidak mau daftar haji reguler, memilih untuk bisa haji segera di tahun 2018. Kita tanyanya waktu itu berapa biaya haji langsung berangkat. Jawabannya 150-160 juta.
Kami sepakat menjual sebidang tanah Tambak udang di kampung. Alhamdulilah terjual seharga 280 juta waktu itu. Harapannya kita nanti hanya menambah sekitar 40-50 jutaan lagi. Estimasi ini kami buat dengan anggaran penambahan biaya anggaran dari Aceh ke Jakarta dan selama perjalanan nanti.
Qadarullah sebelum ramadhan kita di info, biaya hajinya menjadi 210 juta, dikali 2 orang, kita tidak punya uang 420 juta. Kita putuskan cancel keberangkatan. Alhamdulillah uang Dp kembali 100 persen.
Uang kembali kita masih sedih, akhirnya suami mengusulkan agar kita Umroh bulan ramadhan saja sekeluarga, sisa uangnya untuk daptar haji reguler. Waktu itu sudah mau akhir tahun 2018. Kaka saya mau ikutan daftar, kita menunggu beliau pulang dari luar kota. Alhamdulillah dibulan januari 2019 kami sekeluarga besar, Kaka dan keluarganya, adik dan keluarganya, dan anak anak semua yg sudah cukup umur, semua daptar haji reguler. Alhamdulillah.
Tahun 2019 bapak saya ingin kami berangkat bersama untuk umroh Ramadhan di tahun 2020, Qadarullah covid-19.
Dan seharusnya bapak beserta ibu berangkat haji di tahun 2021. No porsinya bergeser ke tahun 2025, karena saat covid-19 tidak ada pemberangkatan haji.
Kami sudah bayar Dp untuk Umroh Ramadhan, Alhamdulillah uang umroh di kembalikan sama travel, uang kembali 100 persen, tidak ada pemotongan biaya apapun.
Tahun 2022 saat jama'ah Umroh sudah mulai bisa masuk kembali ke Haramain, bapak saya kembali ingin berumroh bersama di Bulan Ramadhan..Kita daptarkan lagi. Tanpa ada bayar Dp, masih tahap travel mengumpulkan jamaah untuk keberangkatan ramadhan tahun 2023.
Di tahun 2022 ini juga sempat keluar peraturan jama'ah haji usia lebih 65 tahun ke atas tidak bisa berangkat haji, usia bapak saya sudah 68 tahun, ibu 65 tahun, bapak di ktp saat itu 63 tahun, karena kesalahan penulisan tahun lahir di ktpnya. Kami sekeluarga terpikir, kalau peraturan pemerintah menetapkan untuk tahun berikutnya juga seperti itu, maka ortu bisa ngak jadi berangkat.
Bapak saya pergi ke depag, dan konsultasi dengan pengurus haji, jawabannya tahun berikutnya belum bisa di pastikan peraturan. Tahun ini karena pemberangkatan pasca wabah covid-19
Qadarullah di bulan 10 tahun 2022, bapak saya meninggal dunia mbak.
Tahun kesedihan untuk kami, sempat cancel keberangkatan umroh ramadhan tahun 2023, tapi akhirnya tetap berangkat, ibu saya ngak mau ikut, beliau masih berduka.
Setelah bapak wafat, keluarga menunjuk saya untuk menggantikan bapak mendampingi ibu berhaji. " Tapi saya masih memegang hadits Wanita safar bersama Mahramnya, maka saya menolak untuk menerima pelimpahan no porsi saat itu"
Saya berikan pengertian kepada keluarga, ibu harus punya mahram ketika berangkat. Kita berharap hajinya mabrur. Kami sekandung perempuan semua. Kami memiliki adik sepupu laki laki, yg adik ini di besarkan oleh ibu saya, karna zaman dulu, namanya akte dan lain lain, semuanya asal tulis saja, oleh petugas ya di tulis nama adik sepupu, nama bapaknya nama bapak saya, nama ibunya nama ibu saya. Jadi secara administrasi jika di cek, pasti lolos pemeriksaan administrasi.
Adik ini ibunya meninggal dunia ketika dia bayi, lalu di asuh oleh bapak dan ibu saya.
Kami persiapkan data data dan persyaratan pelimpahan no porsi kenama beliau ini. Saya bawa ke Depag. Sampai di depag, ada petugas yg bilang, Seingat saya kamu juga sudah punya porsi, kenapa bukan kamu saja mendampingi ibu, jama'ah wanita dengan wanita, jama'ah laki laki nanti sama laki laki.
Petugas ini kami saling kenal. Beliau ini juga yg entri semua no porsi kami saat mendaptar.
Saya jawab, saya tidak punya mahram, bagaimana suami tidak bisa berada. Beliau jawab, tahun ini tidak ada penggabungan mahram karena pasca covid-19, insya Allah tahun berikutnya nanti sudah kembali ke peraturan awal. Jangan di limpahkan dulu no porsinya. Sabar dulu. Semoga Allah mudahkan.
Saya terkejut dan langsung pulang, saya sampaikan sama keluarga. Keluarga semua oke, tunggu dulu. Kita bersabar
: Dan satu hal yg sudah semenjak saya masih SMA, Saya sering berdoa, berharap bisa berhaji bersama Orang tua.
Tahun 2024 saya bawa ibu dan keluarga umroh ramadhan, Umroh mandiri pertama kami, masya Allah, mbak Yen banyak bantu info info, Alhamdulillah kami pergi dan pulang dengan selamat.
Di Mekah juga saya dapat info, sudah bisa penggabungan mahram dan pendamping lansia.
Pulang umroh kita ke depag, proses pelimpahan no porsi bapak ke nama Saya.
Seminggu kemudian keluar daptar Keberangkatan haji tahun 2025, nama saya dan nama ibu tercantum di dalam daptar keberangkatan
Saya menangis mengingat bapak saya sudah menunggu sekian tahun untuk bisa berhaji, insya Allah akan kami badalkan haji beliau rahimakumullah Rahimahullah. Insya Allah
Sebulan kemudian ada info lagi, yg buat saya dan keluarga juga deg degkan. Ada yg memberi info, kisruh haji tahun lalu, tahun 2024, masuk pansus DPR, Dan yg termaksud dalam agenda pansus tentang penggabungan mahram dan pendamping. Saya sempat was was, khawatir. Tapi terus memperkuat doa, semoga Allah berikan kami kekuatan bisa berhaji sesuai syar'iatnya.
Kita sekeluarga banyak berdoa, termaksud saat umroh ramadhan 2025 kemarin mbak. Alhamdulillah pulang umroh ramadhan. Saya di info kemenag, suami bisa pelunasan.
Ya Allah, hamba bersyukur atas nikmat nikmatMu yg besar. Yg jelas doa dan kesabaran kita. Allah kabulkan. Ibu juga ternyata banyak berdoa, ingin membawa anaknya yg bungsu
Alhamdulillah adik saya bisa naik sebagai pendamping juga
Hari hari menjelang keberangkatan ini, hati saya masih haru biru. Setiap manasik, dan keluarga datang berkunjung, saya teringat bapak
Semoga Allah lindungi bapak saya, ampuni dosa2nya, luaskan kuburnya, masukkan ke SurgaNya
Jika saya hitung, saya menanti 25 tahun untuk berhaji.
Allah kabulkan doa doa kami, dari situasi yg kami tidak pernah menyangka.
Mungkin jika kami berangkat haji plus waktu itu, tidak terjadi covid-19, maka ceritanya juga sudah berbeda
Allah sebaik baik yg menijabah doa doa hambanya.
Porsi pelimpahan dari bapak, sudah pelunasannya dan insya Allah berangkat tahun ini.2025
BUKTI PELUNASAN BPIH ACEH
pelunasan suami beda 200rb dengan saya
Ini No porsi Mbah Wahyuni daftar tahun 2019, Estimasi keberangkatan 19 tahun lagi.
CONTOH SURAT PENGGABUNGAN PEMBERANGKATAN HAJI
Tahun 2025 Penggabungan, boleh gabung mertua dan menantu. Alhamdulillah di Kemenag tempat Mb Wahyuni Mendaftar di Aceh sesuai prosedur. Mereka juga welcome memberi info dan membantu kita. Sampai di telpon berkali kali setiap ada info yg terbaru. Juga memfasilitasi Jama'ah dengan baik saat proses istitoah kesehatan. Kendala kendala yg di hadapi jama'ah di bantu perorangan. Alhamdulillah.
Kesimpulannya :
1. Orang tua mb wahyuni sudah daftar haji 2012 estimasi berangkat 2021 mundur jd 2025 karena covid
2.Mb wahyuni sekeluarga daftar haji reguler 2019
3. Ayah mb Yuni meninggal 2022 akhirnya digantikan Mb Wahyuni
4. Suami Mb wahyuni ikut berangkat karena mengajuan Mahram istri.
5. Pelimpahan porsi haji, pengganti jamaah haji yg sakit dan meninggal dunia, tidak harus sudah punya porsi haji, boleh yg belum daptar haji, pengganti porsi haji yg boleh, anak kandung dan saudara kandung.
6. Adik kandung saya yg bungsu, sudah daftar haji bersama kami di januari tahun 2019, kami daptar haji bersama semua saudara sekandung dan anak anak yg sudah bisa daptar, kita daptar semua. Waktu itu yg belum cukup uang, kita patungan dulu, di hutangkan uang kekurangan oleh yg punya kelebihan uang, setelah ada rezeki, bayar kembali. Jadi yg tidak daptar haji di tahun ini, anak anak yg belum cukup umurnya. Belum 12 tahun
Karena adik bungsu an Apriana saya sudah punya porsi haji 6 tahun. Adik bisa penggabungan keberangkatan, sebagai pendamping ibu yg Lansia.
1 jamaah haji bisa menarik 1 orang pendamping. Baik penggabungan mahram, pendamping lansia, atau penggabungan anggota keluarga.
Jadi kami punya 2 Porsi haji yg berangkat tahun ini.
1. Saya menarik suami sebagai mahram
2. Ibu menarik adik saya sebagai pendamping lansia.
Saya beruntung, Awalnya saya kira tidak boleh ada 2 porsi haji di siskohat. Karna jika kita mendaptar haji, tidak boleh ada 2 no porsi. Karena 1 porsi pelimpahan, porsi saya yg lama tetap bisa di gunakan.
0 Komentar